Mythomania Syndrome Adalah

Mythomania Syndrome Adalah

Perasaan positif terhadap pelaku

Meskipun korban mungkin mengalami penderitaan atau kekerasan, mereka juga merasakan simpati, rasa hormat, atau bahkan afeksi terhadap pelaku.

Hal ini sering terlihat dalam situasi di mana korban merasa pelaku memberikan perlindungan atau perawatan dalam situasi yang berbahaya.

Gangguan kepribadian

Mythomania adalah kondisi di mana seseorang memiliki kebiasaan berbohong tanpa alasan yang jelas. Orang yang mengalami mythomania akan seringkali menyampaikan cerita atau informasi yang tidak benar dan tidak masuk akal, tanpa memperdulikan akibat yang ditimbulkan.

Gangguan kepribadian mythomania seringkali dihubungkan dengan perasaan rendah diri, atau kebutuhan eksternal untuk mendapatkan perhatian. Seseorang yang mengalami mythomania akan terus-menerus mencari perhatian dan pengakuan dari orang lain dengan cara berbohong.

Penting untuk diingat bahwa mythomania bukanlah suatu hal yang bisa dianggap remeh. Kondisi ini merupakan sebuah gangguan mental yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala-gejala mythomania, segera cari bantuan dari profesional kesehatan mental untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

Psikosis dan skizofrenia

Dalam kondisi psikosis dan skizofrenia, kenyataan dan khayalan sering tercampur dan sulit dibedakan.

Pengidap gangguan ini bisa dengan mudah percaya pada kebohongan yang mereka katakan, dan menunjukkan perilaku mirip mythomania.

Gangguan sangat sulit didiagnosis karena banyak penyebab yang menjadi pemicu gejalanya.

Adapun prosedurnya, meliputi:

Perasaan negatif terhadap figur otoritas

Korban sering mengembangkan ketidakpercayaan atau perasaan negatif terhadap pihak otoritas, seperti polisi atau pihak penegak hukum lainnya.

Hal ini terjadi karena korban melihat pihak otoritas sebagai ancaman bagi hubungannya dengan pelaku.

Gangguan kepribadian narsistik

Pada gangguan kepribadian narsistik, rasa percaya diri yang besar dan kesombongan membuat individu lebih mungkin memanipulasi fakta, memperbesar peran mereka dalam suatu peristiwa, atau membuat cerita yang tidak pernah terjadi.

Semua hal ini lah yang membuat mereka suka berbohong.

Faktor Risiko Stockholm Syndrome

Beberapa faktor yang dapat menempatkan kondisi seseorang mengalami Stockholm Syndrome adalah:

Gejala Stockholm Syndrome

Orang yang mengalami stockholm syndrome sering menunjukkan beberapa gejala khas yang mengarah pada hubungan emosional.

Nah, hubungan ini cenderung tidak biasa dengan pelaku kekerasan atau penculik mereka. Gejala utamanya meliputi:

Perasaan positif terhadap pelaku

Meskipun korban mungkin mengalami penderitaan atau kekerasan, mereka juga merasakan simpati, rasa hormat, atau bahkan afeksi terhadap pelaku.

Hal ini sering terlihat dalam situasi di mana korban merasa pelaku memberikan perlindungan atau perawatan dalam situasi yang berbahaya.

Pencegahan Stockholm Syndrome

Sayangnya, tidak ada cara yang pasti untuk mencegah sindrom stockholm, mengingat kondisi ini berkembang sebagai respons terhadap trauma ekstrem, seperti penculikan atau kekerasan fisik dan mental.

Karena sindrom ini merupakan respons psikologis  yang tidak dapat diprediksi, tindakan pencegahan cenderung sulit dilakukan.

Stockholm syndrome juga tidak terbatas hanya pada korban penculikan. Orang yang mengalami pelecehan fisik atau emosional dalam hubungan pribadi atau lingkungan kerja juga dapat mengembangkan perasaan serupa terhadap pelaku.

Menyadari atau memahami tanda-tanda awal dan mencari respon yang cepat terhadap trauma bisa membantu mengurangi risiko berkembangnya sindrom ini. Meski begitu, hal ini tidak sepenuhnya dapat dicegah.

Pencegahan Stockholm Syndrome

Stockholm syndrome merupakan respons untuk bertahan hidup. Oleh karena itu, kondisi ini sulit untuk dihindari, kecuali dengan menjauhi situasi yang dapat memicu munculnya Stockholm syndrome. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

Berita baiknya, mythomania bisa disembuhkan. Namun, cara menyembuhkan mythomania bukanlah menggunakan obat-obatan, melainkan psikoterapi atau terapi oleh psikolog/psikiater untuk membantu seseorang memahami dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya.

Saat menjalani proses terapi, umumnya dibutuhkan waktu hampir satu tahun agar penderita benar-benar sembuh dari penyakit suka berbohong ini.

Penderita biasanya tidak menyadari kondisinya dan bisa saja membohongi psikiater atau psikolog. Di sinilah peran orang-orang terdekat diperlukan untuk menangani riwayat kesehatannya.

Mengejutkan, bukan? Jadi, suka berbohong tak selalu merupakan hal yang wajar. Bila Anda merasa memiliki kebiasaan ini dan tidak bisa dikendalikan, mungkin mythomania adalah penyebabnya. Jangan tunda untuk segera bawa diri ke psikolog atau psikiater terdekat.

Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter kami mengenai kebiasaan sering berbohong yang bisa saja menjadi tanda gangguan ini. Unduh aplikasi KlikDokter untuk bertanya langsung kepada dokter. Semoga bermanfaat!

Mythomania atau kebohongan patologis merupakan masalah yang membuat seseorang melakukan kebohongan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.

Kondisi ini berbeda dengan berbohong biasa yang memiliki tujuan khusus.

Pengidap mythomania biasanya berbohong tanpa disertai tujuan khusus untuk menutupi kesalahan, memutar balikkan fakta atau penyebab lainnya.

Salah satu jenis gangguan mental ini terjadi akibat ketidakseimbangan kadar hormon kortisol dalam otak.

Hingga saat ini, belum diketahui apa yang menjadi penyebab dari kebohongan patologis.

Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa mythomania adalah gejala dari gangguan mental lain atau merupakan kondisi sesungguhnya.