Siapa Pencabut Nyawa

Siapa Pencabut Nyawa

Tiga Utusan Tanda Kematian

Terdapat Tiga utusan tentang tanda kematian, Imam Al Ghazali dalam kitab Zuhur al-Riyâdhah yang mengatakan, Nabi Ya’qub alaihissalam kemudian telah bersahabat dengan malaikat maut (Izrail).

Suatu hari Nabi Ya’qub juga meminta sesuatu dari malaikat maut sebagai tanda-tanda persaudaraan mereka. Nabi Ya’qub juga menginginkan agar ia diberitahu jika ajalnya telah dekat. Menjawab permintaan tersebut malaikat maut kemudian menyanggupi dan akan mengirimkan dua atau tiga utusan sebagai pertanda dekatnya ajal.

Setelahnya keduanya berpisah dalam waktu lama. Suatu saat keduanya kemudian bertemu kembali. Nabi Ya’qub juga bertanya pada malaikat maut, apakah kedatangannya berkunjung atau justru untuk mencabut nyawa. Malaikat maut juga mengatakan, dirinya datang untuk mencabut nyawa sang nabi. Nabi Ya’qub juga menanyakan tentang utusan tanda kematian yang dimintanya dahulu pada malaikat. Malaikat maut kemudian menjawab, ketiga utusan tersebut juga disampaikan dalam bentuk rambut memutih yang sebelumnya hitam; tubuh lemah yang sebelumnya kuat; dengan tubuh yang membungkuk dari sebelumnya tegap.

Kemudian, ketiga utusan yang membawa tanda kematian itu kemudian akan diperlihatkan pada setiap bani Adam hingga kapan pun. Kisah ini juga memberi peringatan kepada setiap manusia tentang urusan kematian. Munculnya uban, kekuatan badan yang kian lemah, hingga punggung membungkuk termakan usia terdapat tanda nyata ajal semakin dekat. Oleh karenanya setiap umat muslim harus membekali diri dengan kesalehan dan ketakwaan pada Allah yang akan memperoleh kebahagiaan di akhirat setelah kematiannya.

Karenanya setiap muslim sebaiknya selalu mengingat ajal dan berdoa agar kematiannya kelak berada dalam kebaikan. Sebaik-baik bekal dalam proses kematian adalah tetap teguh memegang akidah Islam. Hal ini kemudian diingatkan Allah kepada setiap hambaNya dalam Al Quran.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran: 102)

Rekomendasi Buku Terkait Malaikat Pencabut Nyawa

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Malaikat Pencabut Nyawa – Malaikat Izrail merupakan malaikat pencabut nyawa. Terdapat banyak versi mengenai malaikat. Misalnya menurut “Saderiah”, malaikat bukanlah makhluk Allah SWT dan bersifat gaib, tetapi hanya sebagai simbol-simbol terhadap perilaku manusia sendiri. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai malaikat pencabut nyawa, berikut ini:

Misteri Alam Malaikat

Para ulama berbeda pendapat mengenai perbedaan keutamaan di antara para malaikat dan manusia, begitu pula pendapat mengenai diutusnya para malaikat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam . Ada malaikat-malaikat utusan yang diutus Allah kepada siapa saja di antara manusia yang dikehendaki-Nya, dan dimungkinkan Allah mengutus sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain. Dari sekian banyak atsar yang menonjol dalam buku ini tentang malaikat, “Allah menciptakan para malaikat untuk beribadah kepada-Nya dalam beberapa golongan. Di antara mereka ada malaikat yang berdiri berbaris sejak Allah menciptakan mereka hingga Hari Kiamat, malaikat yang ruku’ dan khusyuk sejak Allah menciptakan mereka hingga Hari Kiamat, dan malaikat yang sujud sejak Allah menciptakan mereka hingga Hari Kiamat. Ketika Hari Kiamat tiba, Allah Subhanahu wa Ta’ala menampakkan diri dan mereka pun melihat wajah-Nya yang mulia lalu berkata, “Maha Suci Engkau, kami tidak beribadah kepada-Mu dengan sebenar-benarnya.” Di buku ini banyak hal yang mencuri perhatian pembaca mengenai para malaikat yang belum pernah terdengar nama dan tugas mereka dari Allah. Buku ini sangat menarik untuk dimiliki.

Sumber: dari berbagai sumber

Malaikat pencabut nyawa dalam Islam

Ada sepuluh nama malaikat dalam Islam yang wajib diyakini keberadaan dan tugasnya, yakni malaikat Jibril, Mikail, Rakib, Atid, Izrail, Israfil, Munkar, Nakir, Malik, dan Ridwan.

Empat malaikat utama adalah Jibril, Mikail, Israfil, dan Izrail, seperti dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti SMA/MA/SMK/MAK Kelas X Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017).

Malaikat Izrail dikenal juga dengan sebutan malaikat maut, ia bertugas mencabut nyawa semua makhluk apabila telah tiba waktunya.

Malaikat Izrail diberi kemampuan yang luar biasa oleh Allah Swt, di antaranya dapat menjangkau dengan mudah dari barat hingga timur.

Ia bagaikan seseorang yang sedang menghadap sebuah meja makan yang dipenuhi dengan berbagai makanan yang siap untuk dimakan.

Malaikat Izrail juga sanggup membolak-balikkan dunia sebagaimana kemampuan seseorang yang sanggup membolak-balikkan uang.

Ketika Malaikat Izrail menjalankan tugasnya mencabut nyawa makhluk-makhluk dunia, ia akan turun ke dunia bersama-sama dengan dua malaikat lainnya, yaitu Malaikat Rahmat dan Malaikat Azab.

Mengimani malaikat dalam Islam adalah wajib hukumnya. Dengan mengimani Malaikat Izrail membuat manusia lebih berusaha mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dan berdoa agar terhindar dari siksaan sakaratul maut.

Demikian penjelasan mengenai malaikat Izrail, malaikat pencabut nyawa dalam Islam. Semoga bermanfaat!

Misteri Alam Malaikat

Para ulama berbeda pendapat mengenai perbedaan keutamaan di antara para malaikat dan manusia, begitu pula pendapat mengenai diutusnya para malaikat kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam . Ada malaikat-malaikat utusan yang diutus Allah kepada siapa saja di antara manusia yang dikehendaki-Nya, dan dimungkinkan Allah mengutus sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain. Dari sekian banyak atsar yang menonjol dalam buku ini tentang malaikat, “Allah menciptakan para malaikat untuk beribadah kepada-Nya dalam beberapa golongan. Di antara mereka ada malaikat yang berdiri berbaris sejak Allah menciptakan mereka hingga Hari Kiamat, malaikat yang ruku’ dan khusyuk sejak Allah menciptakan mereka hingga Hari Kiamat, dan malaikat yang sujud sejak Allah menciptakan mereka hingga Hari Kiamat. Ketika Hari Kiamat tiba, Allah Subhanahu wa Ta’ala menampakkan diri dan mereka pun melihat wajah-Nya yang mulia lalu berkata, “Maha Suci Engkau, kami tidak beribadah kepada-Mu dengan sebenar-benarnya.” Di buku ini banyak hal yang mencuri perhatian pembaca mengenai para malaikat yang belum pernah terdengar nama dan tugas mereka dari Allah. Buku ini sangat menarik untuk dimiliki.

Sumber: dari berbagai sumber

Tiga Utusan Tanda Kematian

Terdapat Tiga utusan tentang tanda kematian, Imam Al Ghazali dalam kitab Zuhur al-Riyâdhah yang mengatakan, Nabi Ya’qub alaihissalam kemudian telah bersahabat dengan malaikat maut (Izrail).

Suatu hari Nabi Ya’qub juga meminta sesuatu dari malaikat maut sebagai tanda-tanda persaudaraan mereka. Nabi Ya’qub juga menginginkan agar ia diberitahu jika ajalnya telah dekat. Menjawab permintaan tersebut malaikat maut kemudian menyanggupi dan akan mengirimkan dua atau tiga utusan sebagai pertanda dekatnya ajal.

Setelahnya keduanya berpisah dalam waktu lama. Suatu saat keduanya kemudian bertemu kembali. Nabi Ya’qub juga bertanya pada malaikat maut, apakah kedatangannya berkunjung atau justru untuk mencabut nyawa. Malaikat maut juga mengatakan, dirinya datang untuk mencabut nyawa sang nabi. Nabi Ya’qub juga menanyakan tentang utusan tanda kematian yang dimintanya dahulu pada malaikat. Malaikat maut kemudian menjawab, ketiga utusan tersebut juga disampaikan dalam bentuk rambut memutih yang sebelumnya hitam; tubuh lemah yang sebelumnya kuat; dengan tubuh yang membungkuk dari sebelumnya tegap.

Kemudian, ketiga utusan yang membawa tanda kematian itu kemudian akan diperlihatkan pada setiap bani Adam hingga kapan pun. Kisah ini juga memberi peringatan kepada setiap manusia tentang urusan kematian. Munculnya uban, kekuatan badan yang kian lemah, hingga punggung membungkuk termakan usia terdapat tanda nyata ajal semakin dekat. Oleh karenanya setiap umat muslim harus membekali diri dengan kesalehan dan ketakwaan pada Allah yang akan memperoleh kebahagiaan di akhirat setelah kematiannya.

Karenanya setiap muslim sebaiknya selalu mengingat ajal dan berdoa agar kematiannya kelak berada dalam kebaikan. Sebaik-baik bekal dalam proses kematian adalah tetap teguh memegang akidah Islam. Hal ini kemudian diingatkan Allah kepada setiap hambaNya dalam Al Quran.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS Ali Imran: 102)

Rekomendasi Buku & Artikel Terkait

Malaikat Pencabut Nyawa – Malaikat Izrail merupakan malaikat pencabut nyawa. Terdapat banyak versi mengenai malaikat. Misalnya menurut “Saderiah”, malaikat bukanlah makhluk Allah SWT dan bersifat gaib, tetapi hanya sebagai simbol-simbol terhadap perilaku manusia sendiri. Simak penjelasan lebih lengkapnya mengenai malaikat pencabut nyawa, berikut ini:

Malaikat dalam Al-Qur’an: Yang Halus & Tak Terlihat

Dalam nalar manusia modern, perbincangan tentang jin, setan, malaikat dianggap sebagai omong kosong. Ini bisa dipahami karena keberadaan makhluk yang halus dan tak terlihat ini tidak terdeteksi oleh metodologi keilmuan mereka yang populer disebut sebagai metode ilmiah. Karena tidak terdeteksi, maka wujud-wujud tersembunyi itu dianggap tidak ada, dan perbincangan tentangnya secara indrawi dan rasional bukan berarti wujud itu tidak ada.Al-Qur’an menginformasikan bahwa jin, setan, dan malaikat merupakan makhluk ciptaan Allah, bahkan diciptakan lebih dulu daripada manusia. Jadi, persoalannya bukan pada ada atau tidaknya wujud makhluk tersebut, tetapi lebih pada bagaimana kita menyikapi keberadaan mereka dengan cara yang benar. Buku ini membahas tentang keberadaan malaikat dalam kaitannya dengan kehidupan manusia. Di dalamnya diuraikan berbagai hal, mulai dari mengimani keberadaannya.

Malaikat Bertanya, Nabi Menjawab

Dalam sebuah hadis disebutkan ada sosok Malaikat yang bertanya kepada Nabi saw., tentang “tiga pondasi hidup” yang berkaitan dengan keberagamaan, yaitu iman, Islam, dan ihsan. Tujuan pertanyaan tersebut adalah sebagai lentera yang dapat membuka cakrawala berpikir luas dan menjadi pedoman umat manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Buku ini dilengkapi penjelasan-penjelasam mengenai iman, Islam, dan ihsan, yang bersumber dari Al-Qur’an, hadis, dan ungkapan para ulama, serta ditulis dengan bahasa yang mudah dan ringan.